Senin, 17 Maret 2014

"Cinta Kesempatan Kedua"

Cerita di sebuah surat kabar di New york pada tahun 1971 Selamat Menikmati…
Pada tahun 1971 sebuah surat kabar di kota New York menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di kota kecil White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita sederhana yang baik dan cantik. Sayangnya dia tidak menjadi suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan istrinya.
Suatu malam, dia mencuri semua uang istrinya, dan menggunakannya untuk pergi ke New York. Bersama beberapa temannya di kota itu, dan dengan uang yang diambil dari istrinya, dia mendirikan usaha dan sukses. Untuk sesaat, dia benar-benar menikmati hidup. Setiap hari dia berjudi mengonsumsi obat, dan berganti wanita. Dia selalu bisa bersenang-senang.
Bulan dan tahun pun berlalu. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja bisnisnya mengalami kebangkrutan dan mulai kekurangan uang. Hal itu membuatnya kalap dan mulai menulis cek palsu untuk menipu banyak orang. Sampai akhirnya, dia ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara selama tiga tahun. Beberapa bulan di penjara, dia mulai teringat masa lalu dan merindukan rumahnya, apalagi istri dan anaknya. Diingat lagi, istrinya benar-benar baik kepadanya ketika itu. Tidak terlalu menuntut dan cantik. Lalu dia mulai teringat bahwa dia sering pulang mabuk dan memukuli istri dan anaknya. Dia mulai menangis menyesali semuanya. Dia ingin sekali ada kesempatan untuk meminta maaf.
Akhirnya dimasa-masa akhir hukumannya, dia memberanikan diri menulis surat kepada istrinya untuk menceritakan betapa menyesal dirinya dan betapa rindunya dia pada istrinya itu dan anaknya. Dia berharap bisa kembali, namun juga resah karena mungkin semuanya sudah terlambat sekarang. Oleh karena itu, di akhir suratnya dia menulis,
Sayang engkau tidak perlu menunggu Aku. Namun jika Engkau masih ada perasaan kepada Ku, maukan Kau menyatakannya? Ikatlah sebuah pita kuning pada satu-satunya pohon beringin besar di kota kita pada hari keluarnya aku dari penjara jika kamu masih mau menerimaku kembali. Apabila aku lewat di pohon itu dan tidak menemukan pita kuning yang diikat, tidak apa-apa. Aku mengerti , aku tidak akan turun dari Bis dan akan terus menuju Miami. Dan, aku berjanji untuk tidak akan lagi mengganggumu dan anak-anak seumur hidupku.”
Hari pelespasannyapun tiba, dia sangat geilsah kerena tidak pernah ada surat balasan satupun dari istrinya. Dia bahkan tidak tahu apakah istrinya menerima surat itu atau tidak. Dan jika dia menerimanya apakah istrinya itu mau memaafkannya?

Dia menaiki Bis dengan tujuan ke Miami, Florida. Jalur tempuh bis itu  juga akan melewati kampung halamannya, White Oak. Dia begitu gugup ketika hampir sampai di White Oak. Dia kemudian menceritakan kepada kepada seluruh penumpang Bis untuk mendapat dukungan. Dia sangat membutuhkannya sekarang ini.Semua penumpang menjadi terharu kemudian meminta kepada sang  supir bus untuk berjalan pelan ketika melewati White Oak, terutama di pusat kota dimana pohon beringin yang disebut orang itu berada.
Hatinya berdebar kencang ketika mendekati pusat kota. Dia mulai berkeringat dingin, wajahnya terus menynduk tidak berani mengangkat kepalanya. Belum pernah dia segugup ini seumur hidupnya. Belum pernah dia setakut ini dengan kenyataan.
Beberapa waktu  kemudian, dengan jantung yang berdebar tidak karuan, dia memberanikan diri melihat pohon itu. Air matanya langsung menetes seketika. Dia nyaris tidak bisa bergerak sama sekali. Dia tidak melihat sehelai pita kuning. Tidak ada satu helai pita kuning. Yang ada adalah ratusan helai pita kuning yang memenuhi pohon itu.
Seisi bus ikut menangis dam memeluk pria itu, mereka ikut merasakan berdebar dan berbahagia. Sang supir langsung menelepon surat kabar untuk menyampaikan cerita ini. Hingga akhirnya pada tahun 1973 seseorang menulis lagu tentang cerita ini dengan judul “ Tie a Yellow Ribbon Around The Old Oak Tree” dan lagu itu menjadi hits pada tahun itu.
Apakah kita pernah menceritakan cinta seperti itu ? cinta yang mau menerima dan memberi kesempatan kedua? Apakah kita pernah mengalami penyesalan tulus seperti itu? Penyesalan yang tidak akan melakukan kesalahan yang sama? Apakah kita pernah merasa terharu seperti itu? Seperti sudah melepaskan, ikhlas apapun yang terjadi, tetapi kita malah mendapatkannya?
Kita tidak tahu apakah akan senang menjadi pria itu atau istrinya. Menjadi keduanya pun mungkin kita akan senang bukan kepalang. Entah yang menjadi perempuan perangkai pita kuning atau menjadi pria yang melihat pita kuning itu ketika pulang. Sebagai si pria, kita akan senang karena hanya meminta sebuah pita kuning, tetapi malah diberikan ratusan. Anda tahu betapa susahnya mengikat ratusan Pita Kuning? Sementara sebagai si istri, kita akan senang karena orang yang dicintai akan kembali. Apalagi kali ini ia membawa kasih sayang. Dan bahkan, menjadi salah satu penumpang Bis itu pun mungkin kita akan ikut senang atau mungkin kita akan ikut menangis juga.
Dalam cerita nyata itu ada keajaiban, bahwa seseorang yang sudah dilupakan ternyata bisa kembali pulang. Kepulangannya pun untuk memulai cerita baru yang berbeda, yang berbahagia. Dalam cerita itu juga ada cinta tulus, yaitu tentang seorang istri yang sudah disakiti, tetapi masih bisa menerima kembali, masih mau memaafkan setelah suaminya benar-benar merasa menyesal. Dan terakhir, dalam cerita itu ada penyesalan yang sangat dalam dan berharap kesempatan kedua, yang mana kesempatan keduanya datang.
Ketika seseorang benar-benar menyesali kesalahan yang dilakukannya, memang sudah seharusnya dimaafkan. Dan kalau memang benar-benar menyesal, seharusnya dia tidak melakukan kesalahan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar